Dirunut dari sejarahnya, kue kering berasal dari
Eropa. Di Amerika, orang menyebutnya cookies.
Orang Belanda menyebutnya koekje yang
berarti kue kecil. Sebenarnya cookies ditemukan dengan tidak sengaja, yakni pada
tahun 1930-an. Seorang pemilik penginapan di Massachusetts kehabisan kacang
saat membuat kue. Oleh karena itu, ia menggantikan kacang dengan sebatang
coklat, memecahnya menjadi potongan-potongan dan menambahkan potongan cokelat
ke tepung, adonan gula dan mentega. Selanjutnya penginapan tersebut disebut
dengan The Toll House Cookie. Pemilik
penginapan, Ruth Wakefield, telah menemukan apa yang menjadi sebuah kue klasik
Amerika yaitu chocolate chip cookies.
Berbagai bentuk cookies diperkirakan muncul pada
abad ketujuh yang diperkenalkan oleh Persia, salah satu negara pertama yang
membudidayakan gula. Di Perancis, cookies / kue kering disebut dengan nama biscuit. Biscuit terdiri dari kata “bis” yang artinya dua dan kata “cuit” yang artinya memasak. Jadi biscuit
artinya adalah kue yang dimasak dua kali sehingga menjadi kering, renyah dan
tahan lama. Sedangkan di Indonesia sendiri menggunakan istilah-istilah yang
dipakai di berbagai negara tersebut dengan istilah “kue kering” dan “biskuit”
sebagai terjemahan dari kata biscuit.
Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya, demikian orang dari
berbagai negara menyebutkan istilah bagi cookies. Di Indonesia, kue kering
berkembang menjadi kue kering klasik, seperti kastangel dan nastar serta kue
kering modern, seperti cappuccino cookies
dan coco crunch cookies. Ada pula kue
kering khas Indonesia, seperti Bebangkit, telur gabus, sagon, kue satu, atau
kembang goyang.
Apapun jenis dan namanya, biasanya bentuk kue kering
kecil dan dimakan dua hingga tiga kali gigitan. Dibuat dari bahan dasar tepung,
gula, margarin, dan telur. Penyelesaiaannya sering dipanggang dalam oven atau
digoreng sehingga kue bertekstur renyah dan kering.
Berdasarkan cara pembentukannya, cookies dibedakan
menjadi 6 jenis, yaitu:
1. Cut
Out Cookies
Adalah
jenis cookies yang menggunakan metode dengan menggiling adonan terlebih dahulu
dengan ketebalan yang diinginkan, lalu dicetak atau dipotong-potong dengan
pisau. Umumnya cookies yang menggunakan metode ini yang memiliki adonan yang
tidak terlalu lembek. Metode ini praktis dan tidak memakan waktu banyak.
2. Drop
Cookies
Adalah
cookies yang pembentukkan adonannya dengan menggunakan sendok. Adonan cookies
biasanya yang lembek dan tidak memungkinkan untuk digiling atau dicetak.
3. Bar
Cookies
Adalah
cookies yang pembentukkannya dengan menggiling adonannya terlebih dahulu,
kemudian diletakkan diatas loyang beroles margarin. Oven adonan selama 8-10
menit. Keluarkan dari oven, potong-potong dengan pisau sesuai selera. Panggang
kembali hingga kue kering dan matang. Metode ini jarang dilakukan karena
sedikit lama dan merepotkan.
4. Pressed
Cookies
Adalah
cookies yang pembentukkannya dengan cara adonan dimasukkan kedalam kantong
plastik segitiga atau tabung cetakan tembak, yang ujungnya diletakkan sepuit
atau mata cetakan aneka bentuk. Semprotkan atau ‘tembakkan’ adonan diatas
loyang beroles margarin. Metode ini cocok untuk adonan yang lembek, contohnya
kue semprit.
5. Refrigerated
Cookies
Adalah
cookies yang sebelum dipanggang atau dibentuk, adonannya dimasukkan kedalam freezer selama beberapa menit hingga
agak mengeras. Setelah itu, adonan dikeluarkan dari kulkas, lalu dipotong-potong.
Atur dalam loyang beroles margarin dan panggang hingga matang.
6. Shaped
and Molded Cookies
Adalah
cookies yang pembentukkan adonannya dengan menggunakan tangan, misalnya
dibentuk bulat-bulat seperti kue nastar atau oval seperti kue telur gabus.
Metode ini memakan waktu lama dan hasilnya kurang seragam.
Untuk jenis pengadukan
cookies dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
1. Rubbing
in Method (sugar dough)
Semua
bahan kering diaduk atau diayak hingga menyatu. Tambahkan bahan lain, misalnya
mentega (margarin) dan kuning telur, aduk menggunakan pisau, garpu, spatula
plastik, atau sendok kayu hingga adonan berbutir-butir seperti pasir.
Tekan-tekan adonan dengan sendok kayu atau dikepal-kepal sebentar dengan
tangan. Proses selanjutnya adalah penggilingan dan pembentukan (pencetakan).
2. Melt
and Mix Method
Setelah
bahan-bahan kering diaduk atau diayak hingga menyatu, masukkan kuning telur dan
margarin atau mentega yang telah dilelehkan. Aduk adonan dengan spatula atau
sendok kayu hingga adonan tercampur rata dan dapat digiling (dipulung). Bentuk
kue kering menggunakan snedok, garpu, atau tangan.
3. Creaming
Method
Kocok
mentega (margarin) dan kuning telur (telur) dengan mikser selama 2 menit atau
tercampur rata. Masukkan bahan kering, aduk menggunakan sendok kayu atau
spatula plastik. Proses berikutnya, giling dan cetak.
4. Processor
Method
Semua bahan
kering, mentega (margarin), dan kuning telur dimasukkan ke tabung food
processor. Proses hingga semua bahan tercampur rata. Aduk sebentar, giling dan
bentuk sesuai selera.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Artanti, Guspri Devi
& Dahlia, Mutiara. Modul Pastry
Kontinental. UNJ
Sutomo, Budi. 2008. Sukses Wirausaha Kue Kering. Jakarta.
Kriya Pustaka
Surjani Ananto, Diah.
2009. Buku Pintar Membuat Kue Kering.
Jakarta. Demedia Pustaka.
Lucky Club Casino Site – Bet the Jackpot! | Live! Casino
BalasHapusCome out and play at Lucky Club Casino and claim your £50 Welcome Bonus for a luckyclub.live chance to win BIG BILLIONS! Play the latest slot games for real money at