Kamis, 10 Januari 2013

Cookies



Dirunut dari sejarahnya, kue kering berasal dari Eropa. Di Amerika, orang menyebutnya cookies. Orang Belanda menyebutnya koekje yang berarti kue kecil. Sebenarnya cookies ditemukan dengan tidak sengaja, yakni pada tahun 1930-an. Seorang pemilik penginapan di Massachusetts kehabisan kacang saat membuat kue. Oleh karena itu, ia menggantikan kacang dengan sebatang coklat, memecahnya menjadi potongan-potongan dan menambahkan potongan cokelat ke tepung, adonan gula dan mentega. Selanjutnya penginapan tersebut disebut dengan The Toll House Cookie. Pemilik penginapan, Ruth Wakefield, telah menemukan apa yang menjadi sebuah kue klasik Amerika yaitu chocolate chip cookies.
Berbagai bentuk cookies diperkirakan muncul pada abad ketujuh yang diperkenalkan oleh Persia, salah satu negara pertama yang membudidayakan gula. Di Perancis, cookies / kue kering disebut dengan nama biscuit. Biscuit terdiri dari kata “bis” yang artinya dua dan kata “cuit” yang artinya memasak. Jadi biscuit artinya adalah kue yang dimasak dua kali sehingga menjadi kering, renyah dan tahan lama. Sedangkan di Indonesia sendiri menggunakan istilah-istilah yang dipakai di berbagai negara tersebut dengan istilah “kue kering” dan “biskuit” sebagai terjemahan dari kata biscuit. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya, demikian orang dari berbagai negara menyebutkan istilah bagi cookies. Di Indonesia, kue kering berkembang menjadi kue kering klasik, seperti kastangel dan nastar serta kue kering modern, seperti cappuccino cookies dan coco crunch cookies. Ada pula kue kering khas Indonesia, seperti Bebangkit, telur gabus, sagon, kue satu, atau kembang goyang.
Apapun jenis dan namanya, biasanya bentuk kue kering kecil dan dimakan dua hingga tiga kali gigitan. Dibuat dari bahan dasar tepung, gula, margarin, dan telur. Penyelesaiaannya sering dipanggang dalam oven atau digoreng sehingga kue bertekstur renyah dan kering.
Berdasarkan cara pembentukannya, cookies dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu:
1.      Cut Out Cookies
Adalah jenis cookies yang menggunakan metode dengan menggiling adonan terlebih dahulu dengan ketebalan yang diinginkan, lalu dicetak atau dipotong-potong dengan pisau. Umumnya cookies yang menggunakan metode ini yang memiliki adonan yang tidak terlalu lembek. Metode ini praktis dan tidak memakan waktu banyak.
2.      Drop Cookies
Adalah cookies yang pembentukkan adonannya dengan menggunakan sendok. Adonan cookies biasanya yang lembek dan tidak memungkinkan untuk digiling atau dicetak.
3.      Bar Cookies
Adalah cookies yang pembentukkannya dengan menggiling adonannya terlebih dahulu, kemudian diletakkan diatas loyang beroles margarin. Oven adonan selama 8-10 menit. Keluarkan dari oven, potong-potong dengan pisau sesuai selera. Panggang kembali hingga kue kering dan matang. Metode ini jarang dilakukan karena sedikit lama dan merepotkan.
4.      Pressed Cookies
Adalah cookies yang pembentukkannya dengan cara adonan dimasukkan kedalam kantong plastik segitiga atau tabung cetakan tembak, yang ujungnya diletakkan sepuit atau mata cetakan aneka bentuk. Semprotkan atau ‘tembakkan’ adonan diatas loyang beroles margarin. Metode ini cocok untuk adonan yang lembek, contohnya kue semprit.
5.      Refrigerated Cookies
Adalah cookies yang sebelum dipanggang atau dibentuk, adonannya dimasukkan kedalam freezer selama beberapa menit hingga agak mengeras. Setelah itu, adonan dikeluarkan dari kulkas, lalu dipotong-potong. Atur dalam loyang beroles margarin dan panggang hingga matang.
6.      Shaped and Molded Cookies
Adalah cookies yang pembentukkan adonannya dengan menggunakan tangan, misalnya dibentuk bulat-bulat seperti kue nastar atau oval seperti kue telur gabus. Metode ini memakan waktu lama dan hasilnya kurang seragam.
Untuk jenis pengadukan cookies dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
1.      Rubbing in Method (sugar dough)
Semua bahan kering diaduk atau diayak hingga menyatu. Tambahkan bahan lain, misalnya mentega (margarin) dan kuning telur, aduk menggunakan pisau, garpu, spatula plastik, atau sendok kayu hingga adonan berbutir-butir seperti pasir. Tekan-tekan adonan dengan sendok kayu atau dikepal-kepal sebentar dengan tangan. Proses selanjutnya adalah penggilingan dan pembentukan (pencetakan).
2.      Melt and Mix Method
Setelah bahan-bahan kering diaduk atau diayak hingga menyatu, masukkan kuning telur dan margarin atau mentega yang telah dilelehkan. Aduk adonan dengan spatula atau sendok kayu hingga adonan tercampur rata dan dapat digiling (dipulung). Bentuk kue kering menggunakan snedok, garpu, atau tangan.
3.      Creaming Method
Kocok mentega (margarin) dan kuning telur (telur) dengan mikser selama 2 menit atau tercampur rata. Masukkan bahan kering, aduk menggunakan sendok kayu atau spatula plastik. Proses berikutnya, giling dan cetak.
4.      Processor Method
Semua bahan kering, mentega (margarin), dan kuning telur dimasukkan ke tabung food processor. Proses hingga semua bahan tercampur rata. Aduk sebentar, giling dan bentuk sesuai selera. 

DAFTAR PUSTAKA


Artanti, Guspri Devi & Dahlia, Mutiara. Modul Pastry Kontinental. UNJ
Sutomo, Budi. 2008. Sukses Wirausaha Kue Kering. Jakarta. Kriya Pustaka
Surjani Ananto, Diah. 2009. Buku Pintar Membuat Kue Kering. Jakarta. Demedia Pustaka.
 


1 komentar:

  1. Lucky Club Casino Site – Bet the Jackpot! | Live! Casino
    Come out and play at Lucky Club Casino and claim your £50 Welcome Bonus for a luckyclub.live chance to win BIG BILLIONS! Play the latest slot games for real money at

    BalasHapus